Setelah kita
mempelajari teori-teori asal-usul manusia di Indonesia, kini BRAY! Akan melanjutkan
pembahasan sejarah tentang…
Jeng-jeng-jeng.
MASUKNYA
BUDAYA HINDU DAN BUDHA KE INDONESIA
Muqaddimah
Awal masuknya kebudayaan
Hindu-Budha ke Indonesia pasti melalui suatu proses yang sangat panjang mengingat peninggalannya yang sangat
banyak dan beragam.
Menurut pendapat para ahli
walau masih berupa dugaan sementara juga sih -_-, cukup berguna untuk
memberikan pemahaman tentang bagaimana proses masuk dan berkembangnya
kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia.
Mulai masuk teori…
Teori tentang masuknya
kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia dasarnya dapat dibagi dalam dua pandangan.
Pendapat pertama menekankan pada peran aktif dari orang-orang India dalam
menyebarkan Hindu-Budha (teori Waisya, teori Ksatria, dan teori Brahmana)(maksudnya
orang Indonesia yang nerima budaya itu dari luar. Pendapat kedua mengemukakan
peran aktif orang-orang Indonesia dalam menyebarkan agama Hindu-Budha di
Indonesia (teori Arus Balik)(maksudnya teori ini adalah Indonesia juga
menyebarkan gitu).
Mungkin..
Macam-macam teori
1. Teori
Waisya
Teori Waisya ini pendapat si NJ. Krom yang katanya nih, golongan Waisya (pedagang) itu merupakan golongan paling banyak yang berperan dalam menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu-Budha.
Teori Waisya ini pendapat si NJ. Krom yang katanya nih, golongan Waisya (pedagang) itu merupakan golongan paling banyak yang berperan dalam menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu-Budha.
Para pedagang yang udah duluan mengenal
Hindu-Budha dating nih ke Indonesia selain untuk berdagang (sekalian
jalan-jalan ) mereka juga memperkenalkan Hindu-Budha kepada masyarakat
Indonesia. because pelayaran dan perdagangan zaman itu sangat bergantung pada
angin musim, so dalam beberapa waktu mereka akan menetap di Indonesia jika
angin musim gak memungkinkan untuk balik. Selama para pedagang India itu
tinggal menetap, mungkin aja ada perkawinan dengan perempuan-perempuan pribumi.
Dari sinilah pengaruh kebudayaan India menyebar dalam kehidupan masyarakat
Indonesia.
Kelebihan teori Waisya:
Banyaknya sumber daya
alam di Indonesia membuat para Waisya (kelompok pedagang) tertarik (ngiler)
untuk bertransaksi jual beli di Indonesia. Pada saat itu, kebanyakan pedagang
yang datang ke Indonesia berasal dari India yang merupakan pusat agama hindu, so
ketika mereka berdagang tuh, mereka juga menyebarkan ajaran agama Hindu dan
Buddha.
Kelemahan teori Waisya:
Para pedagang yang
termasuk dalam kasta Waisya gak bisa pake bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa
yang umumnya cuma dikuasai oleh kasta Brahmana.
Bantahan para ahli
terhadap teori waiya:
· Motif mereka datang sekedar cuma berdagang bukan untuk
menyebarkan agama Hindu sehingga hubungan yang terbentuk antara penduduk
setempat bahkan pada raja dengan para saudagar (pedagang India) hanya seputar
perdagangan dan gak akan membawa perubahan besar terhadap penyebaran agama
Hindu.
· Mereka lebih banyak menetap di daerah pantai tuk memudahkan
kegiatan perdagangannya. Mereka datang ke Indonesia untuk berdagang dan jika
mereka singgah mungkin cuman sekedar nyari perbekalan untuk perjalanan mereka
selanjutnya atau untuk menunggu angin yang baik yang akan membawa mereka
melanjutkan perjalanan. Sementara itu kerajaan Hindu di Indonesia lebih banyak
terletak di daerah pedalaman seperti Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.
Sehingga, penyebarluasan agama Hindu gak mungkin dilakukan oleh kaum Waisya
yang jadi pedagang.
· Meskipun ada perkampungan para pedagang India di Indonesia
tetapi kedudukan mereka gak beda sama rakyat biasa di tempat itu, mereka yang
tinggal menetap sebagaian besar hanyalah pedagang-pedagang keliling asongan kale?
sehingga kehidupan ekonomi mereka gak jauh berbeda sama penduduk setempat.
Sehingga pengaruh budaya yang mereka bawa tidaklah membawa perubahan besar
dalam tatanegara dan kehidupan keagamaan masyarakat setempat.
· Kaum Waisya gak mempunyai tugas untuk menyebarkan agama Hindu
sebab yang bertugas menyebarkan agama Hindu cuma Brahmana. Lagi pula para
pedagang gak menguasai secara mendalam ajaran agama Hindu dikarenakan mereka gak
memahami bahasa Sansekerta sebagai pedoman buat membaca kitab suci Weda.
· Tulisan dalam prasasti dan bangunan keagamaan Hindu yang
ditemukan di Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta yang hanya digunakan oleh
Kaum Brahmana dalam kitab-kitab Weda dan upacara keagamaan.
2. Teori Ksatria
Teori Ksatria berpendapat bahwa penyebaran kebudayaan Hindu-Budha yang dilakukan oleh golongan ksatria. Pendukung teori Ksatria, yaitu:
Teori Ksatria berpendapat bahwa penyebaran kebudayaan Hindu-Budha yang dilakukan oleh golongan ksatria. Pendukung teori Ksatria, yaitu:
C.C.
Berg menjelaskan bahwa golongan ksatria ini turut menyebarkan kebudayaan
Hindu-Budha di Indonesia. Para ksatria India ini ada yang terlibat konflik
dalam masalah perebutan kekuasaan di Indonesia. Bantuan yang di kasih oleh para
ksatria ini sedikit banyak membantu kemenangan bagi salah satu kelompok atau
suku di Indonesia yang bertikai. Sebagai hadiah atas kemenangan itu, ada di
antara mereka yang dinikahkan dengan salah satu putri dari kepala suku atau
kelompok yang dibantunya. Dari perkawinannya itu, para ksatria dengan mudah
menyebarkan tradisi Hindu-Budha kepada keluarga yang dinikahinya tadi.
Selanjutnya berkembanglah tradisi Hindu-Budha dalam kerajaan di Indonesia.
Mookerji
mengatakan katannya bahwa golongan ksatria dari Indialah yang bawa pengaruh
kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia. Para Ksatria ini selanjutnya membangun
koloni-koloni yang berkembang menjadi sebuah kerajaan.
J.L.
Moens menjelaskan bahwa proses terbentuknya kerajaan-kerajaan di Indonesia pada
awal abad ke-5 ada kaitannya dengan situasi yang terjadi di India pada abad
yang sama. Sekitar abad ke-5, ada di antara para keluarga kerajaan di India
Selatan melarikan diri ke Indonesia sewaktu kerajaannya mengalami kehancuran.
Mereka itu nantinya mendirikan kerajaan di Indonesia.
3. Teori Brahmana
Teori
ini dikemukakan oleh Jc.Van Leur yang menyatakan bahwa agama dan kebudayaan
Hindu-Budha yang datang ke Indonesia dibawa oleh golongan Brahmana (golongan
agama) yang sengaja diundang oleh penguasa Indonesia. Pendapatnya didasarkan
pada pengamatan terhadap sisa-sisa peninggalan kerajaan-kerajaan yang bercorak
Hindu-Budha di Indonesia, terutama pada prasasti-prasasti yang menggunakan
Bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa. Di India bahasa itu hanya digunakan dalam
kitab suci dan upacara keagamaan dan hanya golongan Brahmana yang mengerti dan
menguasai penggunaan bahasa tersebut.
Teori
ini mempertegas bahwa hanya kasta Brahmana yang memahami ajaran Hindu secara
utuh dan benar. Para Brahmanalah yang mempunyai hak dan mampu membaca kitab
Weda (kitab suci agama Hindu) sehingga penyebaran agama Hindu ke Indonesia
hanya dapat dilakukan oleh golongan Brahmana.
4. Teori Arus Balik
Teori ini dikemukakan oleh F.D.K Bosch yang menjelaskan peran aktif orang-orang Indonesia dalam penyebaran kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Menurut Bosch, yang pertama kali datang ke Indonesia adalah orang-orang India yang memiliki semangat untuk menyebarkan Hindu-Budha. Karena pengaruhnya itu, ada di antara tokoh masyarakat yang tertarik untuk mengikuti ajarannya. Pada perkembangan selanjutnya, banyak orang Indonesia sendiri yang pergi ke India untuk berziarah dan belajar agama Hindu-Budha di India. Sekembalinya di Indonesia, merekalah yang mengajarkannya pada masyarakat Indonesia yang lain.
Teori ini dikemukakan oleh F.D.K Bosch yang menjelaskan peran aktif orang-orang Indonesia dalam penyebaran kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Menurut Bosch, yang pertama kali datang ke Indonesia adalah orang-orang India yang memiliki semangat untuk menyebarkan Hindu-Budha. Karena pengaruhnya itu, ada di antara tokoh masyarakat yang tertarik untuk mengikuti ajarannya. Pada perkembangan selanjutnya, banyak orang Indonesia sendiri yang pergi ke India untuk berziarah dan belajar agama Hindu-Budha di India. Sekembalinya di Indonesia, merekalah yang mengajarkannya pada masyarakat Indonesia yang lain.