Peralatan hidup
Sistem pertanian
Sungai
nil dan bidang penanaman
Sungai nil , seperti yang diukur adalah 4175 mil panjang di
tahun 2006 , dan dianggap sebagai sungai terpanjang di dunia yang mencapai
sungai amazon menjadi yang terbesar di volume ) .Sumber utama air yang berasal
dari danau victoria .Dari situ sungai mengalir ke utara , pada akhirnya masuk
ke laut mediterania .Sementara asal usul sungai yang sebenarnya sulit untuk
menentukan dengan pasti , hal ini dianggap sebagai nyungwe terletak di daerah
hutan di rwanda .Melalui perjalanan sungai dari total 9 negara dan berbagai
lingkungan yang berbeda , termasuk padang pasir , rawa-rawa , dan hutan-hutan
pegunungan .Sungai nil ada dua macam yakni sungai nil biru yang berasal dari
ethiopia , dan sungai nil putih yang mengalir ke dari rwanda .Sedangkan sungai
nil putih ini dianggap lebih lama dan lebih mudah untuk melintasi , sungai nil
biru sebenarnya membawa sekitar dua pertiga dari volume air sungai .Nama sungai
berasal dari warna air yang mereka miliki .
Mereka mengambil keuntungan dari alam air dari sungai nil
pola siklus.
Sistem
irigasi
Dalam rangka untuk benar-benar dapat memanfaatkan air sungai
nil , orang mesir yang dikembangkan dari sistem irigasi .Diperbolehkan untuk
menggunakan irigasi orang mesir sungai nil memanfaatkan air untuk berbagai keperluan .Terutama , irigasi
yang lebih besar kepada mereka diberikan kontrol atas praktik pertanian mereka
.Air banjir dialihkan dari daerah
tertentu , seperti kota dan kebun , untuk menjaga mereka dari ancaman banjir
.Irigasi juga digunakan untuk menyediakan air minum ke mesir .
Sistem
irigasi dan pengendalian tinggi air
Mesir mengembangkan dan memanfaatkan suatu bentuk
pengelolaan air irigasi yang dikenal sebagai aliran sungai .Praktik seperti ini
membuat mereka untuk mengontrol naik dan turun dari sungai yang terbaik sesuai
dengan kebutuhan pertanian .Sebuah jaringan dinding silang tanah dibentuk pada
bidang tanaman yang akan tergenang air di tepi sungai .Ketika banjir datang ,
air akan terjebak dalam bokor penyiraman yang dibentuk oleh dinding .
Seni
berkebun
Kebun buah dan kebun juga dibentuk untuk penanaman dataran
banjir di lapangan .Hortikultura pada umumnya ini terjadi lebih lanjut dari dataran
banjir dari sungai nil , dan sebagai hasilnya banyak pekerjaan yang diperlukan
.7 irigasi diperlukan oleh para petani
membuat kebun secara manual baik untuk membawa air dari sumur atau air sungai
nil untuk kebun tanaman mereka .Selain itu , sungai nil yang membawa lumpur
lembah yang secara alami maka, kebun
harus dibuahi oleh pupuk kandang merpati .Taman dan kebun buah ini umumnya
digunakan untuk menanam sayuran , tanaman anggur dan pohon buah-buahan .
Pertumbuhan tanaman
Orang mesir menumbuhkan variasi jenis tanaman untuk
dikonsumsi , termasuk biji2an , sayuran dan buah-buahan .Akan tetapi , mereka
sangat membutuhkan dan memproduksi beberapa tanaman pokok , terutama biji-bijian
dan gandum .Jelai itu ditanam dengan maksud yang kemudian difermentasi untuk
membuat bir .Termasuk butir einkorn tumbuh besar lainnya , emmer untuk membuat
roti gandum itu tumbuh .Lain untuk makanan pokok sebagian besar penduduk
termasuk pulsa , kacang , kacang merah dan kacang dan kacang fava kemudian
.Akar tanaman , seperti bawang , bawang putih dan radishes yang tumbuh ,
bersama dengan salad tanaman , seperti peterseli dan selada .
Industri
dan tanaman serat
Mesir bergantung pada sektor pertanian selama lebih dari
hanya produksi makanan .Mereka kreatif dalam menggunakan tanaman , menggunakan
mereka untuk obat , sebagai bagian dari praktik agama mereka , dan dalam
produksi pakaian .Tumbuhan yang paling mungkin beragam tujuan mereka yang
digunakan dalam memasak , obat , sebagai pada kosmetik dan proses pembalseman .Lebih
dari 2000 spesies yang berbeda dari tanaman berbunga atau aromatik yang telah
ditemukan di makam .
Pakaian
Tak seperti banyak bangsa
di Mediterania kuno yang memakai sepotong atau dua potong kain besar yang
dililitkan di sekeliling tubuh dalam berbagai cara, bangsa Mesir mengenakan
tunik yang dijahit supaya pas dengan tubuh. Tunik ini mirip kaus yang
panjangnya mencapai lutut (untuk pria) dan tumit (untuk perempuan). Pakaian ini
biasanya dibuat dari linen dan hampir selalu berwarna putih. Sebagian besar
orang Mesir tampaknya jarang mengenakan penutup kepala.
Banyak orang, terutama
anak-anak, di Mesir yang bertelanjang kaki ketika bepergian ke manapun. Ini
karena mereka merasa tak perlu menggunakan alas kaki. Selain itu, alas kaki
dianggap mahal. Sementara orang yang mengenakan alas kaki biasanya memakai
sandal yang dibuat dari jerami atau gelagah.
SENI
Seniman Mesir awal jelas
belajar seni dari seniman Afrika, Berkat sungai Nil dan pemerintahan yang kuat,
Mesir menjadi lebih kaya daripada wilayah lainnya di Afrika, sehingga seniman
Mesir dapat bekerja lebih lama dan lebih keras serta membuat karya seni yang
lebih besar dan mewah dibanding seniman Afrika lainnya.
Mesir juga lebih dekat ke Asia
Barat dibanding wilayah lainnya di Afrika sehingga seniman Mesir dapat bertukar
gagasan dan keahlian dengan seniman Asia Barat. Perlahan, seniman Mesir mampu
membangun bangunan besar seperti piramida, membuat kaca dan logam, menggunakan
roda tembikar, dan mengukir patung batu besar yang mampu berdiri.
SENI MUSIK
Orang Mesir mungkin telah
bermain usik sejak awal Zaman Batu, meskipun bukti pasti terawalnya berasal
dari sekitar 3100-an SM, pada awal Kerajaan Lama.
Alat musik yang digunakan oleh
orang Mesir kuno di antaranya adalah instrumen senar seperti gitar atau harpa,
instrumen tiup seperti seruling atau klarinet dengan gelagah sebagai tempat
mulutnya. Pada masa Kerajaan Baru, ada pula terompet perunggu. Selain itu,
instrumen perkusi seperti drum atau kendang juga ada.
Banyak musisi Mesir kuno adalah
perempuan. Ketika tampil, biasanya perempuan harus mengenakan pakaian yang
minim, serta harus sambil menari dan bernyanyi. Beberapa musisi adalah budak.
Musisi terkadang tampil di
festival keagamaan. Mereka juga tampil di pesta pribadi. Kemungkinan pekerja di
pabrik dan ladang sering bernyanyi sambil bekerja, untuk membantu menjaga
ritme.
SENI TEMBIKAR
Orang Mesir merupakan salah
satu bangsa pertama yang membuat tembikar, bermula sekitar 4000-an SM. Mungkin
orang mulai membuat guci untuk menyimpan gandum dan jelai agar tidak lembap dan
berjamur. Tembikar Mesir awal memiliki motif geometri dan dibuat dari tanah
liat menggunakan tangan.
Sekitar 3500-an SM, tembikar
Mesir mulai menampilkan gambar orang, hewan, dan tumbuhan. Gambar-gambar ini
mirip dengan lukisan Mesir di masa kemudian sehingga mungkin dua jenis seni ini
berkaitan.
SENI PATUNG
Orang Mesir mulai membuat
patung sekitar 4500-an SM, hampir sama seperti orang di Asia Barat dan Afrika
selatan. Awalnya patung Mesir berbentuk figurin kecil, sebagian besar patung
perempuan.
Pada masa Kerajaan Lama,
sekitar 2900-an SM, seniman Mesir muli membuat patung ukuran manusia. Awalnya
patung ini dibuat dalam pose duduk dan ditaruh di makam orang kayak. Patung ini
dianggap sebagai pengganti tubuh asli bagi arwah di alam maut. Patung ini juga
diwarnai agar tampak lebih mirip orang asli. Patung lelaki diwarnai cokelat,
untuk menunjukkan bahwa lelaki bekerja di luar rumah, sedangkan patung
perempuan diwarnai terang, untuk menunjukkan bahwa wanita kaya lebih banyak
tinggal di dalam rumah.
SENI
LUKISAN
Seni terawal dari Afrika utara
adalah ukiran jerapah dan hewan lainnya pada bebatuan di gurun Sahara, bermula
sekiar 10.000-an SM. Sekitar 7500-an SM, orang Mesir juga mulai membuat ukiran
pada batu, terutama di Mesir Hulu.
Sekitar 3000-an SM, para
seniman Mesir mulai membuat ukiran dan lukisan di dinding batu di rumah-rumah.
Lukisan juga terdapat pada makam orang kaya, yang dibuat dari marmer. Lukisan
ini menampilkan keseharian orang tersebut dan dipercayai dapat membantu arwah
di alam maut. Pada masa Kerajaan Lama ini, lukisan makam tampak cukup detail,
berbeda dengan masa Kerajaan Pertengahan sesudahnya, dimana ukirannya tampak
lebih sederhana. Pada masa ini pula, terdapat lukisan di kuil yang menampilkan
peristiwa penting, misalnya perang. Perubahan seni juga kembali terjadi pada
masa Kerajaan Baru, terutama pada periode Amarna.
Setelah Persia ditaklukan oleh
bangsa-bangsa asing, para seniman Mesir mengggabungkan seni Mesir dan berbagai
seni bangsa penakluknya, maka terciptalah seni gabungan Mesir dengan Persia,
Romawi, Koptik, dan Islam. Masing-masing kebudayaan ini bercampur dengan seni
mesir dengan cara yang berbeda.
SENI RELIEF
TERBAGI MENJADI,
ZAMAN LAMA, PERTENGAHAN DAN BARU
ARSITEKTUR
RUMAH PENDUDUK
Sebagian besar orang Mesir
tinggal di rumah yang kecil. Rumah mereka dibangun dari bata lumpur, dengan
tiang kayu untuk menopang atap datar dari lumpur.
Pada cuaca panas, orang
biasanya tidur dan bekerja di atas atap untk memperoleh angin sepoi-sepoi.
Untuk naik ke atas, biasanya digunakan tangga.
Rumah ini hanya memiliki satu
ruangan, yang dihuni oleh seluruh keluarga. Ruangan tersebut gelap dan pengap,
serta lebih digunakan sebagai tempat penyimpanan barang-barang, dan orang Mesir
lebih sering berada di luar, kecuali pada hari yang panas di mana mereka
biasanya tidur di dalam untuk mengindari panasnya matahari.
Di dalam rumah, tidak terdapat
banyak perabotan. Ada tikar jerami sebagai karpet di atas lantai, yang berupa
tanah liat. Terkadang ada bangku kayu kecil atau ranjang kayu.
Di depan rumah biasanya
terdapat halaman dengan tembok tinggi di sekelilingnya. Di halaman, orang
memasak dengan kompor tanah liat, makan malam, menenun benang rami menjadi kain
linen, serta melakukan banyak hal lainnya. Hewan peliharaan sperti kambing dan
ayan juga ada di halaman.
Rumah Mesir kuno tidak
dilengkapi kamar mandi sehingga orang harus mandi di sumber air di luar rumah.
Terkadang mereka menaruh pot kencing di dalam rumah, lalu mengosongkannya di
luar rumah. Beberapa orang membuat kakus di pojok halaman. Tidak ada sumber air
di dalam rumah sehingga biasanya orang menyuruh budak atau anak mereka pergi ke
sumur desa untuk mengambil air.
Sementara itu di daerah miskin,
biasanya hanya terdapat satu halaman untuk beberapa rumah, yang masing-masingnya
terdiri atas satu kamar. Akibatnya orang miskin harus berbagi halaman dengan
keluarga lain, terkadang sampai bertengkar. Lebih dari itu, seringkali satu
kamar dihuni oleh beberapa keluarga.
MEBEL
Sebagian besar rumah Mesir
tidak berisi banyak mebel. Lantainya berupa tanah atau tanah liat, dan
penghuninya tidur di tikar jerami. Orang Mesir tidur tanpa bantal tapi biasanya
mereka memiliki penahan kepala dari kayu.
Pada siang hari, jika berada di
dalam rumah, orang biasanya juga duduk di atas tikar atau bangku kayu, atau
mereka membawa tikar atau bangku kayunya ke halaman rumah. Mereka makan sambil
berjongkok atau duduk di atas tanah atau tikar, sambil memegang mangkuk
menggunakan tangan atau bangku kecil. Sementara itu pakaian dan mainan disimpan
di dalam keranjang jerami.
Orang kaya biasanya memiliki
kursi kayu. Mereka juga tidur di atas ranjang kayu dengan tali yang kuat untuk
menahan tubuh serta bantalan jerami sebagai sandaran kepala. Sebagian besar
ranjang adalah ranjang untuk satu orang.
PIRAMIDA
Piramida Mesir adalah
sebutan untuk piramida yang terletak di Mesir yang dikenal sebagai "negeri
piramida" sekalipun ditemukan situs piramida dalam jumlah besar
di Semenanjung Yucatan yang merupakan
pusat peradaban Maya.
Di Mesir umumnya piramida
digunakan sebagai makam raja-raja Mesir Kuno yang
dikenal dengan nama firaun.
Namun, berabad abad lalu piramida sering digunakan sebagai sasaran penjarahan
dan perampok makam karena para raja-raja membawa harta kekayaannya dan segala
macam artefak guna
di alam baka, sekalipun diberi perlindungan dengan semacam kutukan-kutukan
untuk mencegahnya. Sehingga pada masa raja-raja mesir kuno berikutnya, makam
raja-raja dan para bangsawan ditempatkan pada lembah yang tersembunyi seperti
halnya makam Raja Tutankhamun yang
ditemukan secara utuh dan lengkap.
Piramid di
mesir ada banyak macamnya yaitu:
·
Abu-rawsh
·
Giza
·
Zawyet ar-aryan
·
Abusir
·
Saqqara
·
Dashur
·
Mazghuna
·
Lisht
·
El-kurru
·
Nuri
Juga ada mastaba
Mastaba adalah
bangunan yang beratap datar, berbentuk balok dengan sisi-sisi yang miring.
Bangunan ini terbuat dari batuan tanah liat. Mastaba menandai situs pemakaman
banyak tokoh Mesir Kuno terkenal.
Kata mastaba berasal dari bahasa Arab untuk
menyebut bangku, karena jika dilihat dari kejauhan mastaba terlihat seperti
bangku tanah liat. Di dalam mastaba, sebuah ruangan yang digali ke dalam tanah
dilapisi dengan batu dan tanah liat. Tubuh jenazah akan diletakkan di dalam
ruangan ini. Di bagian atas, lumpur ditumpukkan pada mastaba untuk menandai
makam dan menghindari pencurian, dibentuk bujur dengan panjang kira-kira empat
kali lebarnya. Walaupun makam ini cukup luas, makam ini terasa sejuk. Hal ini membuat
para pemuka agama awal sedikit terganggu karena mastaba memungkinkan jenazah
membusuk karena air tidak lagi menguap, mencegah pengawetan jenazah.
0 comments:
Post a Comment