Blogroll

Pages

Monday, January 26, 2015

TEORI MASUKNYA HINDU BUDHA


Teori masuknya budaya Hindu dan Budha ke Indonesia
                               

Setelah kita mempelajari teori-teori asal-usul manusia di Indonesia, kini BRAY! Akan melanjutkan pembahasan sejarah tentang…
Jeng-jeng-jeng.

MASUKNYA BUDAYA HINDU DAN BUDHA KE INDONESIA

Muqaddimah


Awal masuknya kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia pasti melalui suatu proses yang sangat  panjang mengingat peninggalannya yang sangat banyak dan beragam.
Menurut pendapat para ahli walau masih berupa dugaan sementara juga sih -_-, cukup berguna untuk memberikan pemahaman tentang bagaimana proses masuk dan berkembangnya kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia.
Mulai masuk teori…
Teori tentang masuknya kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia dasarnya dapat dibagi dalam dua pandangan. Pendapat pertama menekankan pada peran aktif dari orang-orang India dalam menyebarkan Hindu-Budha (teori Waisya, teori Ksatria, dan teori Brahmana)(maksudnya orang Indonesia yang nerima budaya itu dari luar. Pendapat kedua mengemukakan peran aktif orang-orang Indonesia dalam menyebarkan agama Hindu-Budha di Indonesia (teori Arus Balik)(maksudnya teori ini adalah Indonesia juga menyebarkan gitu).
Mungkin..

Macam-macam teori


1.   Teori Waisya

Teori Waisya ini pendapat si NJ. Krom yang katanya nih, golongan Waisya (pedagang) itu merupakan golongan paling banyak yang berperan dalam menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu-Budha.
Para pedagang yang udah duluan mengenal Hindu-Budha dating nih ke Indonesia selain untuk berdagang (sekalian jalan-jalan ) mereka juga memperkenalkan Hindu-Budha kepada masyarakat Indonesia. because pelayaran dan perdagangan zaman itu sangat bergantung pada angin musim, so dalam beberapa waktu mereka akan menetap di Indonesia jika angin musim gak memungkinkan untuk balik. Selama para pedagang India itu tinggal menetap, mungkin aja ada perkawinan dengan perempuan-perempuan pribumi. Dari sinilah pengaruh kebudayaan India menyebar dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Kelebihan teori Waisya:
Banyaknya sumber daya alam di Indonesia membuat para Waisya (kelompok pedagang) tertarik (ngiler) untuk bertransaksi jual beli di Indonesia. Pada saat itu, kebanyakan pedagang yang datang ke Indonesia berasal dari India yang merupakan pusat agama hindu, so ketika mereka berdagang tuh, mereka juga menyebarkan ajaran agama Hindu dan Buddha.
Kelemahan teori Waisya:
Para pedagang yang termasuk dalam kasta Waisya gak bisa pake bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa yang umumnya cuma dikuasai oleh kasta Brahmana.
Bantahan para ahli terhadap teori waiya:
·     Motif mereka datang sekedar cuma berdagang bukan untuk menyebarkan agama Hindu sehingga hubungan yang terbentuk antara penduduk setempat bahkan pada raja dengan para saudagar (pedagang India) hanya seputar perdagangan dan gak akan membawa perubahan besar terhadap penyebaran agama Hindu.
·     Mereka lebih banyak menetap di daerah pantai tuk memudahkan kegiatan perdagangannya. Mereka datang ke Indonesia untuk berdagang dan jika mereka singgah mungkin cuman sekedar nyari perbekalan untuk perjalanan mereka selanjutnya atau untuk menunggu angin yang baik yang akan membawa mereka melanjutkan perjalanan. Sementara itu kerajaan Hindu di Indonesia lebih banyak terletak di daerah pedalaman seperti Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Sehingga, penyebarluasan agama Hindu gak mungkin dilakukan oleh kaum Waisya yang jadi pedagang.
·     Meskipun ada perkampungan para pedagang India di Indonesia tetapi kedudukan mereka gak beda sama rakyat biasa di tempat itu, mereka yang tinggal menetap sebagaian besar hanyalah pedagang-pedagang keliling asongan kale? sehingga kehidupan ekonomi mereka gak jauh berbeda sama penduduk setempat. Sehingga pengaruh budaya yang mereka bawa tidaklah membawa perubahan besar dalam tatanegara dan kehidupan keagamaan masyarakat setempat.
·     Kaum Waisya gak mempunyai tugas untuk menyebarkan agama Hindu sebab yang bertugas menyebarkan agama Hindu cuma Brahmana. Lagi pula para pedagang gak menguasai secara mendalam ajaran agama Hindu dikarenakan mereka gak memahami bahasa Sansekerta sebagai pedoman buat membaca kitab suci Weda.
·     Tulisan dalam prasasti dan bangunan keagamaan Hindu yang ditemukan di Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta yang hanya digunakan oleh Kaum Brahmana dalam kitab-kitab Weda dan upacara keagamaan.

2.   Teori Ksatria


Teori Ksatria berpendapat bahwa penyebaran kebudayaan Hindu-Budha yang dilakukan oleh golongan ksatria. Pendukung teori Ksatria, yaitu:
C.C. Berg menjelaskan bahwa golongan ksatria ini turut menyebarkan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Para ksatria India ini ada yang terlibat konflik dalam masalah perebutan kekuasaan di Indonesia. Bantuan yang di kasih oleh para ksatria ini sedikit banyak membantu kemenangan bagi salah satu kelompok atau suku di Indonesia yang bertikai. Sebagai hadiah atas kemenangan itu, ada di antara mereka yang dinikahkan dengan salah satu putri dari kepala suku atau kelompok yang dibantunya. Dari perkawinannya itu, para ksatria dengan mudah menyebarkan tradisi Hindu-Budha kepada keluarga yang dinikahinya tadi. Selanjutnya berkembanglah tradisi Hindu-Budha dalam kerajaan di Indonesia.
Mookerji mengatakan katannya bahwa golongan ksatria dari Indialah yang bawa pengaruh kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia. Para Ksatria ini selanjutnya membangun koloni-koloni yang berkembang menjadi sebuah kerajaan.
J.L. Moens menjelaskan bahwa proses terbentuknya kerajaan-kerajaan di Indonesia pada awal abad ke-5 ada kaitannya dengan situasi yang terjadi di India pada abad yang sama. Sekitar abad ke-5, ada di antara para keluarga kerajaan di India Selatan melarikan diri ke Indonesia sewaktu kerajaannya mengalami kehancuran. Mereka itu nantinya mendirikan kerajaan di Indonesia.
3.   Teori Brahmana



Teori ini dikemukakan oleh Jc.Van Leur yang menyatakan bahwa agama dan kebudayaan Hindu-Budha yang datang ke Indonesia dibawa oleh golongan Brahmana (golongan agama) yang sengaja diundang oleh penguasa Indonesia. Pendapatnya didasarkan pada pengamatan terhadap sisa-sisa peninggalan kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha di Indonesia, terutama pada prasasti-prasasti yang menggunakan Bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa. Di India bahasa itu hanya digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan dan hanya golongan Brahmana yang mengerti dan menguasai penggunaan bahasa tersebut.
Teori ini mempertegas bahwa hanya kasta Brahmana yang memahami ajaran Hindu secara utuh dan benar. Para Brahmanalah yang mempunyai hak dan mampu membaca kitab Weda (kitab suci agama Hindu) sehingga penyebaran agama Hindu ke Indonesia hanya dapat dilakukan oleh golongan Brahmana.
4.  Teori Arus Balik


Teori ini dikemukakan oleh F.D.K Bosch yang menjelaskan peran aktif orang-orang Indonesia dalam penyebaran kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Menurut Bosch, yang pertama kali datang ke Indonesia adalah orang-orang India yang memiliki semangat untuk menyebarkan Hindu-Budha. Karena pengaruhnya itu, ada di antara tokoh masyarakat yang tertarik untuk mengikuti ajarannya. Pada perkembangan selanjutnya, banyak orang Indonesia sendiri yang pergi ke India untuk berziarah dan belajar agama Hindu-Budha di India. Sekembalinya di Indonesia, merekalah yang mengajarkannya pada masyarakat Indonesia yang lain.



0 comments:

Post a Comment